Social Icons

Pages


Sabtu, 30 November 2013

Pekan Produk Kreatif Indonesia, Ajang Inspirasi Anak Muda Kreatif

Selama satu dasawarsa belakangan kita sering mendengar istilah 'Ekonomi kreatif'. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan ekonomi kreatif?

Ekonomi kreatif adalah suatu ekonomi yang berbasis value creation, dimana suatu nilai ekonomi yang tinggi tercipta karena berbasis ide dan kreativitas yang timbul atau berkembang karena pengetahuan dan teknologi.

Produk-produk yang diciptakan oleh ekonomi kreatif antara lain seni dan kerajinan, buku, arsitektur, desain grafis dan interior, fashion, film, musik, media layar, media cetak, visual dan audiovisual, permainan interaktif, hingga kuliner.

Menurut data dari UNCTAD tahun 2010, produk kreatif Indonesia menyumbangkan sebesar $10,500 miliar untuk ekspor global, atau sama dengan 1.8% dari pangsa pasar ekonomi kreatif dunia. Saat ini, pemimpin pasar dunia dalam hal ekonomi kreatif dipegang oleh Cina dan Jerman, yang masing-masing industri kreatifnya menyumbangkan hingga $87,500 dan $70,000 untuk ekspor global.

Saat ini, ekonomi kreatif telah menyumbangkan sebesar Rp 642 milyar, atau 7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kontributor terbesar adalah kuliner sebesar Rp 209 milyar (32%), fashion sebesar Rp 182 milyar (28%), kemudian diikuti oleh seni kerajinan sebesar Rp 93 milyar (14%) dan penerbitan dan percetakan sebesar Rp 52 milyar (8%).

Saat ini, distribusi konsumsi rumah tangga ekonomi kreatif Indonesia adalah sebesar 17%, dibandingkan dengan 83% konsumsi rumah tangga non-ekonomi kreatif. Namun demikian, distribusi ekspor ekonomi kreatif masih relatif kecil, hanya 6%, jika dibandingkan dengan 94% ekspor non-ekonomi kreatif.

Artinya, masih terdapat ruang yang cukup besar untuk mengembangkan ekonomi kreatif, dan meningkatkan daya saingnya hingga dapat mengglobal.


Pekan Produk Kreatif Indonesia

Bertolak dari latar belakang tersebutlah, maka ajang pekan produk kreatif Indonesia, atau Indonesia Creative Power 2013 diselenggarakan. Indonesia Creative Power 2013 digelar pada 27 November hingga 1 Desember 2013 di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta. Pekan kreatif ini merupakan event yang ketujuh kalinya diselenggarakan sejak pertama kali tahun 2007.

Event ini diharapkan dapat membangkitkan semangat para pelaku ekonomi kreatif untuk bangkit dan meningkatkan daya saingnya di industri. Selain itu, event ini diharapkan bisa menjadi gambaran bagi para investor mengenai potensi ekonomi kreatif Indonesia yang menjanjikan. Kemudian, event ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi para pengunjung untuk berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi kreatif.

Pekan kreatif ini menghadirkan 15 booth ikonik dari tiap kategori ekonomi kreatif, area pamer dan pasar, bincang kreatif, diskusi, lokakarya, dan berbagai seni pertunjukan. Tercatat beberapa musisi lokal turut memeriahkan acara ini, antara lain White Shoes and The Couples Company, The Milo, Pure Saturday, Rumah Sakit, Payung Teduh, dan Efek Rumah Kaca.

Berikut ini adalah sebagian highlight dari pekan kreatif Indonesia 2013.

Berbagai kerajinan pemegang penghargaan global


Kerajinan rotan pemenang kategori "best of the best INACRAFT Award 2013"


Booth desain


Booth periklanan


Seni rupa karya Timbul Rahardjo



Booth musik



Booth musik


Fashion karya Tex Saverio, Shahnaz Soraya dan Sisca Phang (1)


 Accessories design di booth fashion


Booth kuliner

Mungkin belum banyak yang tahu bahwa kita sudah mempunyai 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia. 30 ikon kuliner Indonesia ini terdiri dari makanan pembuka, makanan utama, hidangan penutup hingga kudapan.


Menu-menu yang menjadi ikon antara lain adalah nasi tumpeng, sate lilit Bali, rendang Padang, rawon Surabaya, ayam goreng lengkuas Bandung, Klappertaart Manado, Sate ayam Madura, gado-gado Jakarta, tahu telur Surabaya, sate Maranggi Purwakarta, Lunpia Semarang, soto ayam Lamongan, es bir pletok, dan lainnya.

30 ikon kuliner tradisional Indonesia

30 IKTI ini diharapkan dapat mewakili semua budaya tradisional yang berkembang di seluruh pelosok tanah air, meskipun belum sempurna karena tentunya tidak bisa mewakili seluruh daerah yang sangat beranekaragam di Indonesia. Menu-menu yang menjadi ikon ini resepnya dibakukan, kemudian didokumentasikan, supaya bisa dikembangkan lebih lanjut ke seluruh pelosok Indonesia.

30 IKTI ini bisa dipakai sebagai dasar masakan pilihan di Istana Merdeka, juga bisa digunakan sebagai menu wajib KBRI seluruh dunia. Kemudian seluruh SMK dan Akademi Perhotelan wajib mengajarkan memasak 30 jenis makanan ini dengan benar.

Semua hotel berbintang juga dihimbau supaya dapat memasak 30 makanan ini dengan baik. Rencananya, dalam jangka pendek 30 IKTI ini akan diperkenalkan dalam suatu perhelatan yang menghadirkan juru masak yang masakan khasnya terwakili dalam 30 makanan tersebut.


Miniatur HI Bridge Social Mall


HI Bridge Social Mall ini merupakan suatu desain yang menghubungkan fasilitas publik ke beberapa mall seperti Plaza Indonesia I & II, JACC, EX Plaza dan Sarinah Thamrin). Social Mall ini akan berbentuk boulevard untuk pejalan kaki, jembatan, dan lintasan, dimana akan ditaruh untuk program-program dari kelas menengah-bawah.

Program-program ini meliputi museum, perpustakaan, fasilitas olahraga, hingga lokasi untuk pedagang kaki lima. Konsep ini bertujuan sebagai alternatif dalam hal bersaing dengan mall sekitarnya (branding), serta mendorong supaya orang-orang dengan kelas penghasilan yang bervariasi untuk mengunjungi mall tersebut.

Demikian adalah sebagian highlight dari ajang Indonesia Creative Power Indonesia 2013. Buat kamu yang pelaku ekonomi kreatif tentunya wajib datang hukumnya, karena kamu bisa networking dengan para pelaku ekonomi kreatif lainnya.

Sementara itu, untuk kamu yang tertarik dengan industri kreatif, maka tentunya ajang ini akan menghadirkan segudang inspirasi yang bisa kamu gali ke depannya.


Berikut ini adalah daftar acara hari terakhir 1 Desember 2013:

Konvensi

09.00 - 15.30 TB Permainan Interaktif

09.30 - 16.30 Temu Duta Besar

09.30 - 15.00 Diskusi HKI 2

10.00 - 16.30 Bincang Kreatif Musik

13.00 - 18.00 Lokakarya Kreatif Riset & Pengembangan

14.00 - 16.00 Bincang Kreatif Musik Anak


Seni Pertunjukan

10.30 - 14.45 Festival Lagu Anak

13.00 - 14.00 Frozencast

14.00 - 15.00 Flint

15.00 - 16.00 Dreamland

15.00 - 15.15 Kids Hiphop

15.15 - 15.30 Go Hip Hop Crew

15.30 - 16.00 Stand Up Comedy Battle

16.00 - 17.00 Barry Likumahuwa Project

16.00 - 17.00 The Gahadi's

17.00 - 18.00 Choky n' Friends

17.00 - 17.15 Dhansare Performance

17.15 - 18.00 Danilla

18.30 - 19.15 Willy Aviantara n' Friends

18.30 - 19.00 Halfwhole Project

18.30 - 19.15 WA

21.15 - 22.15 White Shoes and The Couples Company

Unik, Tanah ini Membal Bagai Trampolin

Di pinggir sungai yang terletak di sebuah hutan wilayah St Jerome, Quebec, Kanada, terdapat struktur permukaan tanah yang aneh. Tanah di sana empuk seperti trampolin.




Temuan struktur tanah yang mirip trampolin ini diketahui oleh dua orang pendaki gunung. Mereka secara tidak sengaja melewati permukaan tanah yang membal atau bisa membuat seseorang memantul.

Dua pendaki gunung itu pun merekam aktivitasnya ketika loncat-loncat di permukaan tanah yang mirip dengan trampolin.

Awalnya aksi tersebut dianggap hoax belaka, belakangan ilmuwan tertarik dan ikut menyelidiki. Seorang ahli geologi dari Kew Garden, Inggris, mengatakan tanah yang empuk itu tersusun dari dedaunan busuk tercampur dengan bahan-bahan organik, mulai dari akar-akaran dan tanaman gambut padat.

Andrew Schofield, dari University of Cambridge’s Geotechnical and Environmental Research Group, Inggris, menjelaskan tanah yang empuk itu disebabkan pohon-pohon tumbang dan membentuk rongga-rongga. Dan rongga-rongga itu kemudian dipenuhi oleh tumpukan dedaunan.

"Fenomena tanah empuk itu sama sekali bukan rekayasa. Sepertinya permukaan itu bukan terdiri dari seratus persen tanah, tapi berupa tanah yang menyerap banyak cairan," jelas Schofield.
Lihat videonya :











sumber:
viva.

Dr. Lo Siaw Ging, Sang Malaikat Penolong Bagi Orang-orang Miskin

Nama lengkapnya Lo Siaw Ging, namun ia lebih dikenal dengan panggilan dokter Lo. Di Solo, Jawa Tengah, dokter keturunan Tionghoa berusia 78 tahun ini populer bukan hanya karena diagnosa dan obat yang diberikannya selalu tepat, tapi juga karena ia tidak pernah meminta bayaran dari pasiennya.


Setiap hari, kecuali Minggu, puluhan pasien antri di ruang tunggu prakteknya. Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai tukang becak, pedagang kaki lima, buruh pabrik, karyawan swasta, pegawai negeri, hingga pengusaha.

Pasiennya tidak hanya datang dari Solo, tetapi juga kota-kota di sekitarnya, seperti Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Klaten, dan Wonogiri.

Dokter Lo menjadi istimewa karena tidak pernah memasang tarif. Ia juga tak pernah membedakan pasien kaya dan miskin. Ia justru marah jika ada pasien yang menanyakan ongkos periksa padahal sang pasien tidak punya uang.

Bahkan, selain membebaskan biaya periksa, tak jarang Lo juga membantu pasien yang tidak mampu menebus resep. Ia akan menuliskan resep dan meminta pasien mengambil obat ke apotek tanpa harus membayar. Pada setiap akhir bulan, pihak apotek yang akan menagih harga obat kepada sang dokter.

Perlakuan ini bukan hanya untuk pasien yang periksa di tempat prakteknya, tapi juga untuk pasien-pasien rawat inap di rumah sakit tempatnya bekerka, RS Kasih Ibu.

Alhasil, Lo harus membayar tagihan resep antara Rp 8 juta hingga Rp 10 juta setiap bulan. Jika biaya perawatan pasien cukup besar, misalnya, harus menjalani operasi, Lo tidak menyerah. Ia akan turun sendiri untuk mencari donatur. Bukan sembarang donatur, sebab hanya donatur yang bersedia tidak disebutkan namanya yang akan didatangi Lo.

"Beruntung masih banyak yang percaya dengan saya," kata dia.

Di mata pasien tidak mampu, Lo memang bagaikan malaikat penolong. Ia menjungkirbalikkan logika tentang biaya kesehatan yang selama ini sering tak terjangkau oleh pasien miskin. Apa yang dilakukan Lo juga seperti membantah idiom "Orang miskin dilarang sakit!".

"Saya tahu pasien mana yang mampu membayar dan tidak. Untuk apa mereka membayar ongkos dokter dan obat kalau setelah itu tidak bisa membeli beras? Kasihan kalau anak-anaknya tidak bisa makan," kata dia.

Gaya bicaranya tegas cenderung galak. Tidak jarang ia memarahi pasien yang menganggap enteng penyakit. Ia bercerita pernah benar-benar sangat marah kepada seorang ibu karena baru membawa anaknya ke ruang prakteknya setelah mengalami panas tinggi selama empat hari.

"Sampai sekarang masih banyak orang yang bersikap seperti itu. Memangnya penyakit itu bisa sembuh dengan sendirinya. Kalau sakit ya harus segera dibawa ke dokter. Jangan melakukan diagnosa sendiri," ujar anak ke 3 dari 5 bersaudara itu.

Toh meski galak, Lo tetap dicintai. Ia menjadi rujukan berobat terutama bagi mereka yang tidak mampu. Namun dokter lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini merasa apa yang ia lakukan bukan sesuatu yang luar biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.

"Tugas dokter itu menolong pasiennya agar sehat kembali. Apa pun caranya. Saya hanya membantu mereka yang membutuhkan pertolongan dokter. Tidak ada yang istimewa," ujar dokter yang buka praktek di rumahnya, Kampung Jagalan, Jebres, Solo.



Sang Dokter Sederhana


Lahir di Magelang, 16 Agustus 1934, Lo tumbuh dalam sebuah keluarga pengusaha tembakau yang moderat. Orang tuanya, Lo Ban Tjiang dan Liem Hwat Nio, memberi kebebasan kepada anak-anaknya untuk memilih apa yang dinginkan.

Salah satunya adalah ketika Lo ingin melanjutkan SMA ke Semarang, karena dia menganggap tidak ada SMA yang kualitasnya bagus di Magelang ketika itu.

Setamat SMA, Lo menyatakan keinginannya untuk kuliah di kedokteran. Ketika itu, ayahnya hanya berpesan, "Jika ingin menjadi dokter jangan berdagang. Sebaliknya jika ingin berdagang, jangan menjadi dokter!"

Rupanya, nasehat itu sangat membekas di hati Lo. Maksud nasehat itu, menurut Lo, seorang dokter tidak boleh mengejar materi semata karena tugas dokter adalah membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Kalau hanya ingin mengejar keuntungan, lebih baik menjadi pedagang.

"Jadi, siapa pun pasien yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus melayani dengan baik. Membantu orang itu tidak boleh membeda-bedakan. Semuanya harus dilakukan dengan ikhlas. Profesi dokter itu menolong orang sakit, bukan menjual obat," ujar suami dari Gan May Kwee ini.

Bahkan seorang pasiennya pernah mengatakan bahwa saat ingin masuk ke ruang praktek Dr. Lo, ia sedikit gugup bukan karena memikirkan tarif, tetapi bagaimana caranya ia menyiapkan mental jika dimarahi Dr. Lo karena menolak dibayar.

Menjadi dokter sejak 1963, Lo mengawali karir dokternya di poliklinik Tsi Sheng Yuan milik Dr. Oen Boen Ing (1903-1982), seorang dokter legendaris di Solo.

Pada masa orde baru, poliklinik ini berkembang menjadi RS Panti Kosala, dan kini berganti nama menjadi RS Dr. Oen.

Selain dari ayahnya, Lo mengaku banyak belajar dari Dr. Oen. Selama 15 tahun bekerja pada seniornya itu, Lo mengerti benar bagaimana seharusnya menjadi seorang dokter.

"Dia tidak hanya pintar mengobati, tetapi juga sederhana dan jiwa sosialnya luar biasa," kata mantan Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.

Apa yang dikatakan Lo tentang membantu siapa pun yang membutuhkan itu bukanlah omong kosong. Ketika terjadi kerusuhan Mei 1998 lalu misalnya, Lo tetap buka praktek. Padahal para tetangganya meminta agar dia tutup karena situasi berbahaya, terutama bagi warga keturunan Tionghoa.

Namun, Lo tetap menerima pasien yang datang. Para tetangga yang khawatir akhirnya beramai-ramai menjaga rumah Lo.

"Banyak yang butuh pertolongan, termasuk korban kerusuhan, masak saya tolak. Kalau semua dokter tutup siapa yang akan menolong mereka?" kata Lo yang juga lulusan Managemen Administrasi Rumah Sakit (MARS) dari Universitas Indonesia.

Hingga kerusuhan berakhir dan situasi kembali aman, rumah Lo tidak pernah tersentuh oleh para perusuh. Padahal rumah-rumah di sekitarnya banyak yang dijarah dan dibakar.

Kini, meski usianya sudah hampir 80 tahun, Lo tidak mengurangi waktunya untuk tetap melayani pasien.

Setiap hari, mulai pukul 06.00 sampai 08.00, dia praktek di rumahnya. Selanjutnya, pukul 09.00 hingga pukul 14.00, Lo menemui para pasiennya di RS Kasih Ibu. Setelah istirahat dua jam, ia kembali buka praktek di rumahnya sampai pukul 20.00.

"Selama saya masih kuat, saya belum akan pensiun. Menjadi dokter itu baru pensiun kalau sudah tidak bisa apa-apa. Kepuasan bagi saya bisa membantu sesama, dan itu tidak bisa dibayar dengan uang," ujar dokter yang sejak beberapa tahun lalu berjalan dengan bantuan tongkat ini.

Menurut Lo, istrinya memiliki peran besar terhadap apa yang ia lakukan. Tanpa perempuan itu, kata Lo, ia tidak akan bisa melakukan semuanya.

"Dia perempuan luar biasa. Saya beruntung menjadi suaminya," ujar Lo tentang perempuan yang ia nikahi tahun 1968 itu.

Puluhan tahun menjadi dokter, dan bahkan pernah menjadi direktur sebuah rumah sakit besar, kehidupan Lo tetap sederhana. Bersama istrinya, ia tinggal di rumah tua yang relatif tidak berubah sejak awal dibangun, kecuali hanya diperbarui catnya. Bukan rumah yang megah dan bertingkat seperti umumnya rumah dokter.

"Rumah ini sudah cukup besar untuk kami berdua. Kalau ada penghasilan lebih, biarlah itu untuk mereka yang membutuhkan. Kebutuhan kami hanya makan. Bisa sehat sampai usia seperti sekarang ini saja, saya sudah sangat bersyukur. Semakin panjang usia, semakin banyak kesempatan kita untuk membantu orang lain," kata Lo yang selama 43 tahun perikahannya dengan Gan May Kwee tidak dikaruniai anak.

Di tengah biaya obat-obatan yang mahal, pelayanan rumah sakit yang sering menjengkelkan, dan dokter yang lebih sering mengutamakan materi, keberadaan Lo memang seperti embun yang menyejukkan. Rasanya, sekarang ini tidak banyak dokter seperti Dr. Lo Siaw Ging.


Sumber :
solografi

Jumat, 29 November 2013

Melihat Hitam-Putih Nelson Mandela Dalam Long Walk to Freedom

Long Walk to Freedom, judul yang sama dengan autobiografi Nelson Mandela boleh jadi film yang paling komplet menggambarkan perjalanan hidup tokoh besar Anti-Apartheid ini. Tidak saja suka-duka perjuangannya, tapi juga sisi hidupnya baik dan buruk. Benar-benar menguak kesadaran psikologis kita.

Siapa tak kenal Mandela, orang yang paling berjasa menghantar masyarakat Afrika Selatan akhirnya menggapai kemerdekaannya, setelah sekian lama terjajah di tanah kelahiran mereka. Mendobrak supremasi kulit putih demi kesetaraan, pengakuan hakiki semua manusia adalah sama.




Long Walk to Freedom bukan hanya mengajak kita melihat penderitaan Mandela di dalam sel 27 tahun, namun sisi-sisi kehidupan seorang pahlawan, yang juga manusia biasa. Pernah membuat kesalahan, lalu belajar menyadarinya dan akhirnya fokus pada mimpi yang diperjuangkannya.

Idris Elba dan Naomie Harris, yang didapuk jadi pemeran Nelson-Winnie Mandela berhasil menjiwai tokoh aslinya. Banyak kalimat yang diucapkan Elba membuat kita bergetar, seolah mendengar langsung dari mulut Mandela sendiri.

Sutradara Justin Chadwik membawa kita pada awalnya ke tahun 1942 di Johannesburg, saat Mandela menjadi pengacara sukses, selalu tampil menawan dalam setelan jas sehingga memesona banyak wanita. Mandela adalah lelaki sukses dalam karir di masa mudanya. Layaknya stereotip kaum pria yang sedang 'di atas angin' hal ini membuatnya terperosok. Ia sering main perempuan dan berakibat hancurnya perkawinan pertama dengan Evelyn Mase.

Di saat yang sama, Mandela juga bergabung dengan Kongres Nasional Afrika. Suatu masa ketika bertemu Winnie yang  bekerja di Rumah Sakit Baragwanath sebagai pekerja sosial.Nelson yang tak pernah lelah mendesak tentang anti apharteid membuat masa pacaran mereka menjadi romantis sekaligus kacau (juga kacau karena skandal ini mengakibatkan Mandela ditinggal istri pertamanya).

Sebuah hal yang membuat kita dilanda dilema, apakah ini sekadar 'kesalahan' karena mengacaukan hidup berkeluarga dengan Evelyn, atau sebuah jalan hidup yang harus dilakoni Mandela?

Bersama Winnie bukanlah kisah cinta yang melulu romantik. Mereka berdua awalnya terkendala masalah bahasa, karena Mandela dan Winnie tidak memakai bahasa yang sama. Kemudian saat akhirnya menikah, Winnie sudah harus belajar untuk bertahan hidup sendiri, hal ini menjadi lebih buruk saat Mandela ditangkap dan dipenjarakan pada tahun 1962, selain itu Winnie juga menjadi tahanan politik dan ditahan di penjara isolasi selama hampir dua tahun.

Bagaimanapun, kami, tim apakabardunia.com sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton. Begitu banyak pelajaran, renungan dan semangat yang semoga dapat ditularkan dalam hidup kita. Betapa berartinya kesetaraan dan persamaan ras. Bumi adalah milik semua orang yang bisa menjaganya, tak peduli warna kulitmu.














Thanksgiving, Sebuah Hari Raya Pembantaian

Setiap hari kamis ke-4 bulan November (atau tanggal 28 November di tahun 2013 ini) rakyat Amerika Serikat berkumpul bersama keluarga, makan bersama sambil mengucap doa terima kasih. Inilah hari raya Thanksgiving, jadi salah satu perayaan yang populer di sana. Padahal selama ini tradisi tersebut berasal dari sejarah yang sangat kelam.

Kisahnya berawal pada 1614, koloni Inggris berlayar pulang ke kampung halaman sambil membawa orang-orang dari suku Patuxet (penduduk asli Amerika yang kemudian disebut "Indian") sebagai budak.

Foto: wikimedia.org
Di saat yang sama, koloni tersebut meninggalkan 'warisan' berupa cacar air pada penduduk Patuxet di tanah air mereka, Amerika. Hanya tersisa satu orang yang selamat, Squanto. Pria Indian yang bisa bahasa Inggris ini akhirnya mengajarkan cara menanam jagung dan menangkap ikan pada koloni yang datang lagi ke wilayahnya (sekarang di Massachussets Bay). Squanto pula yang jadi negosiator perdamaian antara koloni Inggris dengan suku Wampanoag. Mereka semua mengadakan pesta makan besar untuk menghormati Squanto dan Wampanoags - dasar inilah yang dipakai pelajaran sejarah Amerika Serikat soal hari raya Thanksgiving.

Apa yang terjadi kemudian? Kabar soal benua baru bagaikan surga menyebar di seantero Inggris, akibatnya makin banyak rombongan koloni datang ke Amerika. Mereka melihat tak ada pagar atau benteng pembatas wilayah sehingga menganggap tempat baru ini jadi milik umum. Para koloni itu merampas tanah milik penduduk asli serta memperbudak mereka.

Hal ini menimbulkan kemarahan suku Pequot yang tidak mau menerima keputusan damai yang telah dibuat Squanto sebelumnya. Meletuslah perang besar pertama antara Indian dan para koboi sekaligus menjadi perang paling berdarah dalam sejarah pendudukan Amerika.

Di tahun 1637 lebih dari 700 pria, wanita, dan anak-anak suku Pequot berkumpul merayakan Festival Green Corn (kemungkinan sekitar akhir November, tanggal yang dipakai sekarang sebagai hari Thanksgiving). Ketika mereka kelelahan usai pesta dan tertidur, pasukan Inggris dan tentara bayaran dari Belanda mengepung suku Pequot.

Semua lelaki ditembak dan dipukul sampai mati, sementara wanita dan anak-anak bersembunyi ketakutan dalam rumah mereka. Tanpa kenal kasihan, mereka dibakar hidup-hidup.


Foto:infowars.com
 
Keesokan harinya, Gubernur Massachusetts Bay Colony menyatakan "A Day Of Thanksgiving" karena 700 pria bersenjata, perempuan dan anak-anak telah dibunuh.

Sejak itu, pembantian terhadap Indian terus berlanjut di berbagai tempat. Setiap berhasil membantai sebuah perkampungan, gereja-gereja di tempat koloni mengumumkan untuk merayakan "Thanksgiving". Selama hari pesta, kepala orang Indian yang dipenggal ditendang-tendang di jalanan seperti bola sepak.

Penghianatan juga diberlakukan pada suku Wampanoags, mereka semua dipenggal dengan kepalanya tertancap di tiang-tiang Plymouth, Massachusetts. Bahkan dipamerkan terus selama 24 tahun.


Foto:sacredyoniflower.com
Pembantaian suku-suku Indian semakin menggila di berbagai tempat, berbarengan dengan perayaan Thanksgiving sesudahnya. Hingga akhirnya George Washington menyarankan hanya satu tanggal saja dipakai untuk merayakannya. Kemudian Abraham Lincoln memutuskan Hari Thanksgiving menjadi hari libur nasional selama Perang Saudara - pada hari yang sama ia memerintahkan pasukan membantai suku Sioux yang kelaparan di Minnesota  (lihat film "Dances With Wolves").

Demikianlah asal-muasal Thanksgiving yang sebenarnya. Karenanya begitu media-media sekarang begitu gencar mengumumkan hari tersebut, atau kenalan-kenalan di jejaring sosial berkicau, "Happy Thanksgiving Day!" sebaliknya muncul keresahan beberapa guru sejarah di Amerika, betapa sulitnya membuka tabir ini sambil melihat kesedihan terpancar jelas dari wajah murid-murid yang asli atau keturunan Indian-Amerika. Inilah sebuah perayaan pembasmian penduduk asli Amerika.






[Apakabardunia.com - Dari berbagai sumber]

Renungan, Delapan Kebohongan Ibu yang Penuh Cinta

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata, "Makanlah nak, aku masih kenyang!"

Kebohongan Ibu yang Pertama


Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di sungai dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingannya, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhanku.

Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan.

Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpit, aku berikan sedikit bagianku dan memberikannya kepada ibu. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata, "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan!"


Kebohongan Ibu yang Kedua


Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah ku dan kakak, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup.

Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api.

Aku berkata, "Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata, "Kamu tidurlah duluan, aku belum mengantuk."


Kebohongan Ibu yang Ketiga


Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menungguku selama beberapa jam.

Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Melihat Ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk Ibu sambil menyuruhnya minum. Namun Ibu menjawab, "Minumlah nak, aku tidak haus!"


Kebohongan Ibu yang Keempat


Setelah kepergian Ayah karena sakit, Ibu yang malang harus merangkap sebagai Ayah dan Ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri.

Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil.

Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati Ibuku untuk menikah lagi. Tetapi Ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, Ibu berkata, "Saya lebih senang sendiri bersama kalian anak-anakku."


Kebohongan Ibu yang Kelima


Setelah aku sudah tamat dari sekolah dan bekerja, Ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi Ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kakak ku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan Ibu, tetapi Ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata, "Terima kasih Nak, Ibu masih punya duit."


Kebohongan Ibu yang Keenam


Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa dari sebuah perusahaan.

Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa Ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi Ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku, "Aku lebih suka disini."


Kebohongan Ibu yang Ketujuh


Setelah memasuki usianya yang tua, Ibu terkena penyakit kanker, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang Samudera Atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta.

Aku melihat Ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya.

Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuhnya sehingga Ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap Ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat Ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi Ibu dengan tegarnya berkata, "Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan."


Kebohongan Ibu yang Terakhir


Setelah mengucapkan kebohongannya yang terakhir, Ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

"Berbaktilah pada Ibumu, Ibumu, Ibumu, Ayahmu!"


Coba pikirkan lagi, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon Ayah dan Ibu kita? Berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan Ayah Ibu kita?

Di tengah-tengah aktivitas yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan Ayah Ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan Ayah dan Ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan kekasih kita, kita pasti lebih peduli dengan kekasih kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar kekasih kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari kedua orang tua kita? Cemas apakah mereka sudah makan atau belum? Cemas apakah mereka sudah bahagia atau belum?

Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi Ayah dan Ibu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata menyesal di kemudian hari.


Sumber :
kidung

Dewa, Fir'aun dan Perayaan Ulang Tahun

Hari kelahiran menjadi hari yang penting untuk diingat dan dirayakan bagi setiap orang. Namun sebagian orang tidak mengharuskan hari lahirnya dirayakan. Oh iya, omong-omong darimana ya munculnya tradisi perayaan ulang tahun?


Meskipun orang-orang jaman dahulu tidak mengetahui hari pasti kelahiran mereka karena tidak memiliki kalender, tetapi mereka merayakan hari kelahiran mereka lho.


Penobatan Firaun Sebagai Raja dan Dewa Mesir Kuno


Ribuan tahun lalu, saat Firaun memakai mahkota untuk bangsa Mesir Kuno, masyarakat menganggapnya sebagai wujud Dewa sehingga hari itu sangat penting dibanding kelahiran masyarakat biasa. Tanggal kelahiran Firaun pun dirayakan setiap tahun.

Sementara itu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke kuil dewi bulan, Artemis. Kue itu berbentuk bulat, yang menggambarkan bulan purnama. Kue tersebut pun dihiasi lilin di atasnya, membuat kue tersebut terlihat terang menyala seperti bulan.


Romawi Memulai Tradisi Perayaan Ulang Tahun

http://statik.tempo.co/?id=179097&width=620

Perayaan ulang tahun untuk masyarakat biasa dimulai oleh bangsa Romawi. Pada masa itu, kado yang berharga bagi mereka adalah tepung terigu, minyak zaitun, madu dan keju parut. Namun, saat itu hanya pria yang boleh merayakan ulang tahun, hingga pada abad ke-12, wanita baru boleh merayakan ulang tahun.

Pada abad ke-18, perayaan ulang tahun mulai menyebar ke seluruh dunia. Orang Jerman adalah orang-orang yang ahli dalam membuat lilin, dan mulai membuat lilin-lilin kecil ketika perayaan ulang tahun menjadi tradisi.

Pesta ulang tahun untuk anak-anak pertama kali dimulai di Jerman yang diberi nama "Kinderfeste". Perayaan anak-anak haruslah ramah dan menyenangkan, untuk itu dibuatlah kue ulang tahun yang awalnya berbentuk roti.

Pada masa itu, yakni revolusi industri, roti dianggap sebagai makanan kelas biasa yang bisa dinikmati semua kalangan. Kemudian, diciptakanlah kue-kue manis yang bentuknya cantik untuk perayaan ulang tahun keluarga-keluarga kaya.

Tetapi pada akhirnya, saat semua orang sudah bisa membeli bahan kue dan bisa membuatnya sendiri, tradisi kue ulang tahun yang cantik ini menyebar ke seluruh dunia.


Jingle "Happy Birthday To You"


Pada tahun 1893, Patty Hill dan Mildred J. menulis lagu yang berjudul "Good Morning To All" untuk dinyanyikan oleh siswa-siswa di seluruh dunia. Saat lagu ini sampai di Amerika, muncul berbagai versi lain.

Pada tahun 1924, Robert Coleman mengeluarkan buku lagu yang mengganti lirik lagu itu dan diulang-ulang menjadi lagu yang kita tahu sekarang, yaitu "Happy Birthday to You".


Sumber :
orbitdigital

Kamis, 28 November 2013

Ular 'Milk Snake' Albino Berkepala Dua Menetas di Florida

Ahli biologi di suaka margasatwa Florida dikejutkan dengan menetasnya ular berkepala dua dari sekelompok telur yang berada dalam inkubasi.


Ular milk snake Honduras itu tidak hanya memiliki dua kepala berbentuk seperti garpu bercabang dua, tetapi juga albino, dengan garis-garis putih pucat dan mata merah berkilauan.

Ular langka itu akan menghadapi hidup yang sulit di alam liar karena tidak berbisa, tetapi dapat hidup selama 20 tahun di penangkaran. Mereka memakan serangga, burung, kadal dan mamalia kecil.




Sumber :
dailymail

Warna-warni Kantor Baru Google di Madrid Karya Jump Studios

Perusahaan arsitektur yang berbasis di London, Jump Studios baru saja menyelesaikan desain ulang kantor pusat Google di ibukota Spanyol, Madrid.

Kantor didesain ulang dengan ruang warna-warni yang cerah, lengkap dengan ruang pertemuan, dan ruang kerja pribadi. Kantor baru ini menempati dua lantai bangunan di pusat kota Madrid.

Mengadopsi warisan lokal, dibuat lengkungan kayu di lantai dua yang memisahkan ruang kerja dari ruang pertemuan dan bilik kerja pribadi yang mencerminkan arsitektur tradisional Spanyol.






































































Sumber :
dezeen
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Blogger Templates