Social Icons

Pages


Rabu, 12 Februari 2014

Benarkah Gigitan Kucing Berbahaya?

Menanggapi berbagai komentar pada artikel "Gigitan Kucing Lebih Berbahaya Dibanding Anjing" menggerakkan Apakabardunia.com menelusuri lebih jauh, dengan tujuan memberi informasi agar kita lebih waspada dan bertanggungjawab terhadap kesehatan kita, termasuk hewan piaraan.
 

 Ada beberapa laporan tentang kasus gigitan kucing yang menginfeksi, bahkan dirawat di rumah sakit. Washington Post pernah memuat kisah Marie Joyce, yang harus terbaring di rumah sakit selama empat hari karena terinfeksi Sammy, kucing yang ia temukan di jalan.

Saat aku meraihnya, kucing itu mencengkeram lenganku dan menggit pergelangan tanganku. Darah segar mengalir. Lalu aku mengompresnya dengan es batu. Lumayan terasa sakit, tapi aku pikir bakal sembuh besoknya.

Setelah tiga hari makin terasa sakit, jari-jariku sudah lumpuh sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Betapa terkejutnya ketika dokter menyuruh saya opname dan bersiap untuk operasi.

Kisah lebih lengkap dapat Anda baca di link berikut: washingtonpost.

"Gigitan kucing jangan diremehkan," kata Nancy Peterson,  cat programs manager di the Humane Society of the United States.

Pendapat senada juga diungkapkan Princy N. Kumar, Kepala divisi penyakit infeksi, MedStar Georgetown University Hospital. "Orang sering meremehkan. Mereka tak menyadari, kemungkinan bahayanya adalah 1 dari 2."


Bakteri buruk
Menurut Peterson, kucing memiliki bakteri yang cukup kuat. Kucing memiliki berbagai mikroba yang hidup di mulut mereka. Yang jadi masalah sebenarnya berasal dari Pasteurella multocida , bakteri yang dapat menyebabkan infeksi buruk.

Sebuah studi menemukan bahwa 90 persen dari kucing domestik adalah inang multocida. Sebenarnya anjing juga membawa bakteri ini, tetapi tingkat infeksi dari gigitan mereka tidak separah kucing hingga 50 persen.

Pada kebanyakan orang, hal ini tidak berbahaya. Paling banter hanya  pembengkakan kelenjar getah bening, bukan infeksi lokal yang parah. Tapi pada sebagian lainnya bisa berakhir seperti kasus Marie Joyce di atas.

Data dari Departemen Kesehatan New York yakni sekitar 13 persen kasus gigitan hewan karena kucing.

Saya menganjurkan Anda membaca referensi berikut:
 
dan
 
Kesimpulannya, kasus gigitan kucing yang berbahaya memang tidak terjadi pada semua orang. Bukan berarti kita menjadi tidak waspada. Di Indonesia, keberadaan kucing liar di jalan menjadi rentan terhadap berbagai penularan penyakit. 
 
Keberadaan komunitas yang merawat mereka sedikit membantu. Diperlukan bantuan dari masyarakat, termasuk Anda, agar lebih peduli.

Tanggungjawab pada kesehatan pribadi memang berpulang pada masing-masing orang. Namun bertanggungjawab terhadap hewan piaraan Anda, memelihara kebersihannya, melakukan kontrol ke dokter juga jangan dilupakan.

Sebelum ada peraturan lebih tegas dari pemerintah soal perlindungan hewan dan kesehatan masyarakat yang lebih nyata, maka hanya kita, rakyat, yang bisa membantu sesama manusia dan hewan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Blogger Templates